jump to navigation

KEHIDUPAN LEBAH MADU YANG MENAKJUBKAN 1 Maret 2010

Posted by thl4all in Inspirasi.
1 comment so far

Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir. Akan tetapi mereka mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Setiap pekerjaan tersebut membutuhkan perhitungan dan perencanaan khusus. Sungguh mengagumkan bahwa kecerdasan dan keahlian yang demikian ini ada pada setiap ekor lebah. Namun, yang lebih hebat lagi adalah ribuan lebah bekerjasama secara teratur dan terencana dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama, dan mereka melaksanakan bagian pekerjaan mereka masing-masing secara penuh dan sungguh-sungguh tanpa kesalahan sedikitpun.
Kesulitan terbesar dalam pengorganisasian sekelompok orang untuk bekerja secara bersama adalah penyiapan jadwal kerja serta pembagian tugas dan tanggung jawab. Dalam sebuah pabrik, misalnya, terdapat struktur jabatan yang rapi di mana para pekerja melapor pada mandor, para mandor melapor pada insinyur, para insinyur melapor pada manajer pelaksana dan para manajer pelaksana melapor pada manajer umum. Pengoperasian pabrik yang efisien memerlukan banyak tenaga kerja dan dana; pembuatan rencana jangka panjang dan pendek; serta pengumpulan data statistik. Produksi dilakukan berdasarkan rencana produksi yang telah disiapkan sebelumnya, dan pengawasan kualitas dilakukan di setiap tahapannya. Setiap insinyur, manajer dan manajer pelaksana memperoleh pendidikan dan pelatihan khusus dalam jangka waktu tertentu sebelum ditempatkan pada posisi mereka masing-masing.
Akan tetapi, setelah segala persyaratan ini dipenuhi dan sistem organisasinya telah terbentuk, hanya beberapa ratus tenaga kerja saja yang mampu bekerja bersama secara harmonis.
Demikianlah, pembentukan kerja sama di antara beberapa ratus manusia cerdas dengan gagasan mereka masing-masing memerlukan perencanaan yang rumit dan biaya mahal. Namun, puluhan ribu lebah mampu membangun sistem organisasi sempurna yang tak tertandingi oleh masyarakat manusia.
Tidak seperti manusia, lebah tidak mendapatkan pendidikan atau pelatihan apapun. Begitu lebah lahir, ia dengan segera melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.
Karyawan pabrik bekerja untuk mendapatkan gaji pada akhir bulan. Sementara itu, seekor lebah tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pekerjaan yang ia lakukan. Pekerjaan yang dilakukan karyawan pabrik, baik sebagai pekerja biasa ataupun manajer pelaksana, terbatas hanya pada jam kerja tertentu dan mereka berhak mendapatkan masa liburan. Sebaliknya, lebah bekerja sepanjang hidup, tanpa istirahat, demi kepentingan dan kebaikan sesamanya.
Rata-rata, sekitar 60-70 ribu lebah hidup dalam sebuah sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi.
Suatu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, pejantan dan ratu. Lebah pekerja boleh dikata mengerjakan seluruh tugas dalam sarang. Sejak saat dilahirkan, para lebah pekerja langsung mulai bekerja, dan selama hidup, mereka melakukan berbagai tugas yang berganti-ganti sesuai dengan proses perkembangan yang terjadi dalam tubuh mereka. Mereka menghabiskan tiga hari pertama dalam hidup mereka dengan membersihkan sarang.
Kebersihan sarang sangatlah penting bagi kesehatan lebah dan larva dalam koloni. Lebah pekerja membuang seluruh bahan berlebih yang ada dalam sarang. Saat bertemu serangga penyusup yang tak mampu mereka keluarkan dari sarang, mereka pertama-tama membunuhnya. Kemudian mereka membungkusnya dengan cara menyerupai pembalseman mayat. Yang menarik di sini adalah dalam pengawetan ini lebah menggunakan bahan khusus yang disebut “propolis”. Propolis adalah suatu bahan istimewa karena sifatnya yang anti bakteri sehingga sangat baik digunakan sebagai pengawet.
Bagaimana lebah tahu bahan ini adalah yang terbaik sebagai pengawet, dan bagaimana mereka mampu menghasilkannya dalam tubuh mereka ?
Propolis adalah bahan yang hanya dapat dihasilkan dalam kondisi laboratorium dengan teknologi dan tingkat pengetahuan ilmu kimia yang cukup tinggi. Nyata bahwa lebah sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang ini, apalagi laboratorium dalam tubuhnya.
Lebih jauh lagi, lebah pekerja bertanggung jawab memeriksa sel–sel yang akan digunakan sang ratu untuk meletakkan telurnya. Selain itu, lebah pekerja juga bertugas mengumpulkan kotoran yang ada dalam sel-sel yang telah ditinggalkan oleh para larva yang telah lahir, serta membersihkan sel penyimpan makanan. Lebah–lebah tersebut juga mengatur kelembaban dan temperatur di dalam sarang, jika dibutuhkan, dengan kipasan angin melalui kepakan sayap mereka pada pintu masuk sarang.
Penting untuk diketahui bahwa seluruh tugas yang membutuhkan spesialisasi ini dilakukan oleh lebah pekerja berumur 3 hari yang bertanggung jawab dalam kebersihan.
Lebah pekerja menghabiskan waktunya setelah 3 hari pertama tersebut dengan merawat para larva. Saat mereka menjadi lebih dewasa, beberapa kelenjar sekresi dalam tubuh mereka mulai berfungsi; ini memungkinkan mereka untuk merawat larva. Seluruh tugas yang berhubungan dengan perawatan larva ini dikerjakan oleh lebah pekerja yamg berumur 3 sampai 10 hari. Mereka memberi makan sebagian larva dengan royal jelly, dan sebagian lagi dengan campuran madu-serbuk sari. Mahluk hidup yang baru lahir ini telah mengetahui tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memiliki pengetahuan untuk mengerjakannya dengan cara yang sangat profesional.
Sang lebah berganti tugas saat ia tumbuh lebih dewasa. Ketika mencapai hari ke 10 dari masa hidupnya, kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah pekerja mendadak telah matang sehingga ia mampu menghasilkan lilin. Pada saat itulah seekor lebah menjadi pekerja pembangun sel-sel penyimpan madu dengan menggunakan lilin.
Fenomena ini memunculkan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin seekor makhluk hidup yang baru saja lahir, dan, lebih dari itu, yang tidak memiliki kecerdasan dan pengetahuan ini benar-benar memahami seluruh tugas yang menjadi tanggung jawabnya? Bagaimana tubuh seekor hewan tiba–tiba dapat teradaptasikan untuk merawat dan memberi makan larva dengan berfungsinya beberapa kelenjar sekresi, padahal sesaat sebelumnya ia terprogram untuk melakukan tugas kebersihan? Bagaimana seekor lebah, yang 4 atau 5 hari sebelumnya adalah larva, dapat berpikir dan merencanakan segala tugasnya tersebut? Bagaimana tubuhnya dapat dengan tiba–tiba menghasilkan lilin dan berubah menjadi pekerja konstruksi? Padahal konstruksi bangunan ini didasarkan pada penghitungan rumit dan sangat tepat, yang tak akan mampu dilakukan oleh manusia sekalipun.
Tidak ada keraguan, tidaklah mungkin lebah itu sendiri yang melakukan perhitungan berdasarkan kecerdasannya sendiri. Begitulah, ini adalah bukti nyata bahwa setiap fase dalam hidupnya, lebah tunduk pada hikmah dan kekuasaan Penciptanya. Lebah menjalani setiap saat dalam hidupnya dengan ilham yang diberikan oleh Allah, Pencipta Yang Mahaperkasa. (source: HarunYahya)

Trust, Important Factor in Leading 30 November 2009

Posted by thl4all in Artikel THL TBPP, Inspirasi.
add a comment
The first thing to do to be elected is how to have goals and objectives that we offer can be accepted by the people in the organization. This acceptance will be easy to obtain if they trust us. So the trust factor becomes a very critical factor.
In exercising its function as an agricultural extension agent (PPL), tips on what to do to succeed in such a work plan, introduced by the authorities farmer groups; provide motivation, such as giving praise when successful and encouraging if still not successful. Other tips, that is for members who can not verbally express the problem is done by writing each problem and do practice or work directly with communities as a form of responsibility in performing their tasks.
Other tips, freedom responsible for the opinions expressed. Create an environment where people feel safe to express his opinion, the cons though. And this is not limited to words. Prove the behavior that we are giving rewards to those who do not agree and on those who innovate. All of these affect the emergence of an atmosphere of mutual trust. Trust arises not because of tips and specific techniques, but emerged from a deeper base, namely the leader’s personal character.
There are four elements in the personal character that will engender trust from others. First, competence. Subordinates must have confidence that the leadership has the ability to perform duties and responsibilities. Second, the integrity of leaders. The only word to deed is the main criterion. Third, in any condition to take sides on the leader who led them. Subordinates must be to feel that the leader will provide support and advocacy for them. Fourth, regardless of the lives of people who work. Empathize with them. Give a big concern over the implications of our actions and decisions of their lives.
Being a leader is not easy. However, everyone basically has the capacity to lead. Whatever his leadership experience is a good start. The process of becoming a leader is not really different from the process of becoming a whole person.

THE IMPORTANCE OF COMMUNICATION WITH EMPLOYEES 26 November 2009

Posted by thl4all in Artikel THL TBPP, Inspirasi.
add a comment
To facilitate the operations of an organization, communication with employees is very important. Here are 6 (six) of alternative approaches:
1. Orientation of human values.
Managers must be more responsive to human values. Communication must answer the needs of employees. The workers wanted to understand what was happening around them. Also want to be respected as individuals, and want to have a sense of purpose, understanding the future of their own work and overall future of the organization.
2. Planning.
Like other corporate functions, communication with employees should be planned. Communication must work for 365 days to achieve continuity and credibility. Do not let the employees feel that their leaders tried to connect only if they feel that the employee misunderstood
their position, or if they want to “sell” their ideas.
3. Effective complaints procedure.
Problems that office should be discussed with the employee according to the procedure. Comments about the employee should be obtained from the first hand.
4. Active listener.
Although the complex organizational structure, managers should not forget the people. Must develop the skills of “active listener”.
5. Management involvement.
Managers should be enough to consider the direction, quality and content of all communications with employees. Employee involvement has always been key to the success of communication programs, and communication with employees is as important as any other communication made.

BEAUTIFUL AND INTELLIGENT 24 November 2009

Posted by thl4all in Artikel THL TBPP, Inspirasi.
1 comment so far
Sleep is not only good for the health of the body, but also benefit the beauty and improve memory. Make sure you’ve fallen asleep before midnight, because at 2 AM to 4 AM is the most important time for the skin to rejuvenate itself and energized.
Meanwhile, the brain will be able to absorb and store new information better, if you complete the routine and not until late at night when go to bed. So, sleep tight at least 7 hours a day let your brain smarter and more attractive appearance so that the farmers become more spirit than listening to your agricultural extension

HOW TO CORRECT PERFORMANCE 21 November 2009

Posted by thl4all in Artikel THL TBPP, Inspirasi.
add a comment
In improving the performance, management and staff must have a unity of understanding and generosity to correct each other, although this is not easy. Once in line, then the repair u’r work would go smoothly.
Steps to be taken:
• Recognizing the symptoms, which then observed and analyzed. If you want to be treated, the leadership must understand the dynamics of first symptoms. Leaders must have a big heart to accept the possibility that it was he who caused the bad performance of subordinates.

• Need to operate an honest conversation unhealthy relationship between the leadership and staff, as well as between the staff themselves.

In the meeting, when leaders rigid and inflexible in leading discussions (dialogue), then the leadership will not be able to control this meeting well. To be able to control this meeting very well there are 5 components to look for:
a. Readiness Leader.
Leaders must explain that the meeting was held to discuss the organization’s performance, the role of staff, leadership roles and relations both.
b. Approval of the problems faced.
Agreement on the troubled areas of performance should be achieved first before starting to improve organizational performance.
c. A common understanding of the causes of poor performance.
After digging the cause, leaders must be open to influence behavior.
d. Approval of the performance objective to further improve relations.
Once the root cause is known, made an agreement to improve the skills, knowledge and experience.
e. Agreement to communicate more openly.
Open communication here that is open to receive suggestions leaders from subordinates.